Rabu, 08 Mei 2013

KRIS WITHOUT WINGS (part 17)



        “Ternyata kau kakaknya Jongin!” pekik Chanyeol kesal setelah mendengar cerita dari Suho. Tao, Sehun dan Luhan bahkan harus bekerja sama untuk menenangkan pemuda tinggi itu.
        “Chanyeol! Tahan dirimu!” teriak Luhan memperingatkan.
        Di sisi lain, Baekhyun membeku dan tatapannya tak lepas dari Chanyeol saat Luhan menyebut nama pemuda yang sedang emosional itu. Bahkan ketika Chanyeol menyadari tatapannya, Baekhyun sama sekali tak ingin berpaling dari sosok yang memiliki nama sama dengan seseorang yang sangat ia rindukan. Sahabat masa kecilnya, Chanyeol.
        Tampaknya Suho sudah tak mempedulikan makian dari Chanyeol tadi. “Di mana biasanya kalian berkelahi?” pertanyaan Suho tertuju pada Chanyeol dan Tao.
        Mereka—Chanyeol dan Tao—saling melempar pandang. “Tidak mungkin Jongin membawa Kris ke lapangan itu,” tebak Tao dan hanya mengajak Chanyeol untuk berdiskusi.
        “Hyung, ku mohon. Cepat temukan kakakku,” rengek Sehun sambil bergantian mengguncangkan lengan dua pemuda tinggi itu.
        Baik Tao ataupun Chanyeol seperti tak mendengar rengekan Sehun. Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing. “Apa mungkin…” Chanyeol tak melanjutkan ucapannya karena Sehun kembali mengganggu pikirannya dengan menarik-narik ujung lengan jaket yang dikenakan Chanyeol.
        “Sehun! Tak bisakah kau tenang sedikit?” bentakan Luhan sukses membuat Sehun bungkam.
        Chanyeol menatap Tao cerah. “Kau ingat tempat saat aku diculik oleh gangster dari SMA Sun Moon tiga tahun lalu?”
        “Iya,” pekik Tao karena sepertinya ia memiliki pikiran yang sama dengan Chanyeol. “Bukankah karena kau mengganggu kekasihnya Minseok?” Chanyeol mengangguk membenarkan pertanyaan Tao.
        “Sejak kapan Minseok hyung memiliki kekasih?” sambar Kyungsoo.
        Tao melirik Kyungsoo kesal. “Mana kami tahu,” ujarnya ketus.
        Kesabaran Sehun semakin hilang. Di tambah lagi rapat dadakan antara Chanyeol dan Tao yang tak kunjung membuahkan hasil.
“Hyung!” pekik Sehun seperti mengingatkan. “Di mana tempat itu?” desaknya yang sudah sangat tidak sabar.
        “Rumah kosong,” seru Tao dan Chanyeol hampir bersamaan.
        “Cepat kita ke sana!” perintah Sehun sambil menarik paksa tangan dua orang yang paling dekat dengan jangkauannya, Luhan dan Tao. Sementara yang lain segera menyusul setelah itu.
        “Baekhyun,” panggil Suho untuk menghentikan langkah Baekhyun. Namun bukan hanya Baehyun yang berhenti, Chanyeolpun melakukan hal yang sama. Hanya saja Chanyeol tak berbalik dan tetap berdiri di ambang pintu membelakangi Suho dan Baekhyun.
        “Biarkan aku ikut,” pinta Suho dengan amat sangat memohon.
        “Kau mau cari mati, hah!” desis Baekhyun tajam. Dengan terang-terangan ia tak mengijinkan Suho untuk ikut.
        “Tapi…” Suho tak melanjutkan ucapannya karena Baekhyun sudah lebih dulu kembali meninggalkannya.
        Baekhyun melirik Chanyeol sekilas karena pemuda itu masih berdiri di ambang pintu kamar rawat Suho. “Ayo…” ajak Baekhyun sambil menggerakkan kepalanya ke arah luar.
        “Baekhyun, tunggu!” teriak Suho berusaha menghentikan Baekhyun, namun pemuda itu seakan tak mendengar dan terus saja berjalan menjauh.

@@@

        Jongin menarik kerah pakaian Kris dan membawa pemuda itu hingga membentur tembok. “Aku sudah menahan diri untuk melakukan ini padamu. Tapi kenapa justru kau yang membuat masalah!” bentak Jongin tepat di depan wajah Kris, namun pemuda itu hanya membalasnya dengan senyuman.
        “Jongin!” panggil Minseok yang muncul tergesa-gesa ke arah Jongin. Laypun yang awalnya hanya duduk di kursi, ikut bergabung dengan Jongin dan Minseok, serta Kris tentunya.
        “Aku baru melihat ponselku,” lapor Minseok yang langsung di tatap bingung oleh Lay.
        “Kenapa begitu saja kau harus mengadukan pada kami?” protes Lay.
        “Dengar dulu,” balas Minseok. “Yoseob menelponku beberapa kali, dan ia juga mengirimiku pesan,” lanjut Minseok yang belum sempat ia katakan tadi.
        Jongin menyambar ponsel milik Minseok dan menatap layarnya yang menampilkan sebuah pesan dari Yoseob. Di mana kau? Ayo kita sparing lagi. Di sini sudah ada Kris dan temannya.
        “Apa maksudnya itu?” heran Lay yang tadi sempat ikut membaca pesan tersebut.
        “Tentu saja ini jebakan. Mereka pasti bekerja sama untuk memancing kita. Dan Suho dijadikan umpan utama oleh mereka,” seru Jongin.
        Di tempatnya, Kris berdecak, sedikit terkesan meremehkan. “Ternyata hanya itu kesimpulan kalian?” sindirnya.
        “Apa kau bilang?” bentak Jongin yang sudah menyiratkan tatapan kebencian di matanya.
        Kris menghindari tatapan itu. Ia masih bisa bersikap santai seolah tak akan terjadi apa-apa dan seolah Jongin tidak akan menghabisinya setelah ini. Namun ketenangan itu hanya bertahan sesaat. Rahang Kris mengeras. Bukan karena ia menahan emosinya agar tidak tersulut, melainkan menahan rasa sakit di dadanya yang kembali muncul.
        Jongin yang kesal karena ucapannya sama sekali tak di tanggapi oleh Kris, dengan kasar kembali meraih kerah baju pemuda yang lebih tinggi darinya itu. Meski demikian, tak ada sedikitpun rasa takut menghantuinya.
        “Kau! Harus merasakan apa yang dialami hyungku!” Jongin kembali membentak Kris sambil melayangkan sebuah pukulan di wajah Kris.
        Kini giliran Minseok yang menarik kerah baju Kris dan menariknya untuk berdiri, karena tadi Kris terpuruk tepat di kakinya. Minseok juga melakukan hal yang sama seperti Jongin, ia memberikan pukulan tepat di wajah Kris hingga meninggalkan sebuah luka memar di sana.
        Lay tak membuang kesempatan untuk ikut ambil bagian. Ia juga menarik kerah pakaian Kris, dan pemuda itu hanya pasrah mengikuti apa kemauan Lay.
Kris hanya tersenyum pahit di balik luka-luka yang telah penuh menghiasi wajahnya. Tangan Kris meraih salah satu resleting ransel yang masih menggantung di punggungnya. Sakit di dadanya semakin mendominasi, tapi Kris sama sekali tak menunjukkan itu di hadapan Jongin, Minseok dan Lay.
        “Kalian akan menyesal telah melakukan ini padaku,” seru Kris yang masih diiringi senyumannya, ia sama sekali tak terpengaruh saat Lay sudah mengangkat tinjunya ke atas.
        Lay menatap senyuman Kris. Ia sama sekali belum mengayunkan tangannya. Bahkan tidak bergerak sedikitpun.
        Jongin yang sudah sangat tidak sabar, mendorong tubuh Lay untuk menyingkir dari hadapan Kris karena ia yang kini mengambil alih posisi Lay sebelumnya. Bahkan ketika Jongin yang berhadapan dengannya, Kris masih mempertahankan senyumannya itu.
        Kini Jongin sudah mengangkat kepalan tangannya, namun belum sempat ia mengayunkan tangan, pintu rumah dibuka dengan paksa dari luar.
        “Kris hyung!” jerit Sehun histeris melihat posisi Kris berada dalam cengkraman Jongin, bahkan tinggal selangkah lagi Jongin akan mendaratkan pukulan di wajah Kris.
        “Sehun!” gumam Kris nyaris tanpa suara. Tabung obat yang sudah dalam genggamannya terlepas begitu saja hingga jatuh membentur lantai, tutupnya terbuka dan beberapa butir obatnya berceceran keluar dari tabungnya.
        Dibelakang Sehun, Luhan dan yang lainnya juga menatap tak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. Bahkan kondisi Kris lebih parah dari pada terakhir kali Chanyeol dan Tao temui di jalanan saat berkelahi dengan Doojoon bersama lima anak buahnya.
        Kris tersenyum ke arah Sehun sebelum akhirnya hilang kesadaran.
        “Hyung!” jerit Sehun lebih histeris dari yang sebelumnya. Sehun langsung berhamburan mendekati Kris, ia bahkan sampai mendorong Jongin untuk menjauhi Kris.
        “Kris!” seru Luhan tak kalah histerisnya dan langsung berjongkok di hadapan Sehun yang sudah memangku kepala Kris.
        Chanyeol yang tersulut emosinya, tanpa pikir panjang mendaratkan sebuah pukulan untuk Lay. Begitu pula yang dilakukan Tao pada Minseok.
        “Hyung! Kalian bisa selesaikan nanti,” Kyungsoo yang dengan berani melerai Minseok dan Tao. Jongdae juga melakukan hal yang sama pada Chanyeol dan Lay.
        Sementara itu, Baekhyun perlahan mendekati Luhan. Fokusnya saat itu adalah butiran obat yang berceceran tak jauh dari kaki Luhan. Ia memungutnya satu lalu mendekatkan pada hidungnya. Mencerna aroma yang menguar dari butir obat putih di tangannya. Baekhyun membeku saat mengetahui obat apa yang berada di tangannya itu.
        “Jadi selama ini Kris…” Baekhyun tak sanggup melanjutkan kata-katanya. ‘Pantas saja Kris mendesakku untuk bercerita tentang penyakit ini’, sesal Baekhyun yang baru menyadari semua ini sekarang.
        “Hyung, bangun!” jerit Sehun sambil mengguncangkan tubuh Kris. Sesekali ia memeluknya sambil menangis.
        Jongin menatap Kris penuh rasa bersalah. Ia memberanikan diri untuk mendekati Sehun. Ia menyentuh pelan pundak pemuda itu yang berguncang. Di sampingnya, Luhan juga sudah menangis.
        “Mau apa lagi kau, hyung!” bentak Sehun saat menyadari apa yang dilakukan Jongin padanya.
        “Bawa Kris ke rumah sakit,” ujar Jongin terbata.
        Sehun menepiskan tangan Jongin dengan kasar dari atas pundaknya. “Tak usah mengajariku!”
        Jongin menatap nanar tangannya yang ditepiskan Sehun. Hatinya sakit mendapati perlakuan seperti itu. Terlebih dari seorang Sehun yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Sejak ia berpisah dengan Suho, Sehunlah yang ia jadikan sebagai teman pengganti Suho. Meski nyatanya, Sehun adalah seorang adik dari seseorang yang menjadi musuh bersarnya. Bahkan orang itu yang membuat Suho berbaring di rumah sakit. Setidaknya itu yang ada dipikiran Jongin, bukan kejadian yang sebenarnya.
        Chanyeol memaksa diri untuk sedikit melupakan urusannya dengan Lay, begitu juga Tao. Mereka berlutut di antara Sehun dan Luhan. Bahkan Tao sudah tidak bisa menahan air matanya. Chanyeol hendak mengambil alih Kris dari tangan Sehun, tapi pemuda itu menolaknya.
        “Jangan pisahkan aku dengan Kris hyung!” jerit Sehun tanpa melihat siapa orang yang ia perlakukan seperti itu.
        “Aku bukan ingin merebut Kris, tapi kita harus membawa Kris ke rumah sakit,” jelas Chanyeol dengan nada lembut, berusaha memberi Sehun pengertian bahwa ia tidak akan menyakiti Kris seperti apa yang ditakutkannya.
        Kini Luhan sudah berada di belakang Sehun, ia merangkul adiknya sedangkan Chanyeol dan Tao berusaha untuk mengangkat tubuh Kris. Mereka di bantu oleh Kyungsoo dan Jongdae.

@@@

        Selama Kris di bawa ke ruangan, Sehun tak pernah melepaskan genggamannya dari Kris. Sampai akhirnya, Kris di bawa masuk ke dalam ruangan guna mendapat tindakan.
        “Maaf, anda tidak boleh masuk,” seru seorang suster menghalangi tubuh Sehun.
        “Aku tidak akan meninggalkan hyungku!” jerit Sehun bersikeras untuk tetap di samping Kris, namun Luhan sekuat tenaga menahannya agar tetap di luar.
        “Sehun!” bentak Luhan.
        “Kris hyung!” jerit Sehun masih tetap menyebut nama Kris.
        “Kau ingin Kris baik-baik saja, kan! Bersikaplah dewasa. Ia akan kecewa jika kau seperti ini!” seru Luhan berusaha memberi pengertian.
        “Aku tidak ingin kehilangan Kris hyung,” gumam Sehun sesegukan. Ia tidak bisa berhenti menangis.
        “Kris tidak akan meninggalkanmu. Kau harus percaya itu,” ujar Chanyeol lembut berusaha membantu Luhan untuk menenangkan Sehun. Matanya juga telah basah karena air mata.
        “Ayah!” seru Tao saat melihat dokter Jaesuk muncul bersama Joongki.
        “Kenapa kau masih di sini?” Tanya dokter Jaesuk bingung karena sebenarnya Tao sudah berpamitan dengannya untuk pulang.
        “Ayah… tolong…”
        “Katakan ada apa?” desak dokter Jaesuk karena anaknya tampak tak tenang sehingga sulit berkata-kata.
        “Itu…” tangan Tao menunjuk ruangan tempat Kris berada sekarang. “Kris… dia temanku. Tolong selamatkan dia, ayah,” mohon Tao bahkan sampai membungkukkan badannya.
        Di samping dokter Jaesuk, tampak Joongki berdiri sambil menatap nanar Sehun yang masih menangis histeris. Tak lama Luhanpun menyadari keberadaannya.
        “Hyung… Kris…” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Luhan meski nyaris tanpa suara, namun Joongki sangat mengerti maksudnya. Ia mengangguk pasti sebelum akhirnya mengikuti dokter Jaesuk ke dalam ruangan tersebut.
        Luhan menghela napas untuk menenangkan dirinya. Ia juga tak membiarkan Sehun jauh dari dekapannya. Dua kakak beradik ini duduk di lantai dan menyandar tembok.
        Tak lama Kyungsoo ikut duduk di samping Sehun. Ia menyentuh pundak sahabatnya tanpa tahu harus berkata apa. Otaknya masih sulit mencerna karena ternyata Kris yang selama ini di benci oleh kakaknya adalah kakak kandung Sehun juga selain Luhan.
        Secara berurutan Chanyeol, Tao dan Jongdae duduk di kursi dan menunggu Kris dengan cemas.
        Saat mendongak, tatapan Luhan bertemu dengan sosok Baekhyun yang juga duduk di lantai berseberangan dengannya. Pemuda itu masih menggenggam tabung obat milik Kris dan menatap benda itu dengan tatapan kosong.
        Luhan langsung menatap khawatir saat Baekhyun berdiri. Luhan memperhatikan bahwa sejak tadi pemuda itu kerap kali memegangi dada kirinya. “Kyungsoo, tolong jaga Sehun,” pinta Luhan dan Kyungsoo langsung mengangguk. Luhanpun segera menyusul Baekhyun dan meninggalkan Sehun yang masih menangis.
        Ditempatnya, Chanyeol juga menyadari kepergian Baekhyun. Disusul Luhan tak lama kemudian.

@@@

        Luhan masuk ke dalam toilet karena sempat melihat Baekhyun masuk ke sana. “Baekhyun…?” seru Luhan pelan, namun seketika matanya membulat melihat tabung berisi butiran-butiran obat yang sangat familiar di matanya. “Apa yang kau lakukan!” teriak Luhan mencegah agar Baekhyun membatalkan untuk menenggak butiran obat milik Kris tersebut.
        Meski sudah terlambat, Luhan tetap bersikeras agar Baekhyun memuntahkan lagi obat itu dengan cara menepuk-nepuk punggung Baekhyun.
        “Hentikan!” jerit Baekhyun berusaha menghindari Luhan.
        “Kau tidak tahu itu obat apa!”
        “Hyung!” bentak Baekhyun yang akhirnya membuat Luhan diam. Tangan Baekhyun bertumpu pada tepi wastafel. Ia menatap nanar pantulan dirinya di cermin.
        “Kenapa kau melakukan itu?” Tanya Luhan cemas melihat kondisi Baekhyun yang terlihat sama terpuruknya dengan Sehun.
        “Aku tahu…” ujar Baekhyun lirih. Hening beberapa saat. Yang terdengar hanyalah desahan suara napas Baekhyun yang cukup keras. “Aku tahu itu obat apa.”
        “Kalau kau tau, kenapa kau masih memasukkan obat itu ke dalam tubuhmu?” protes Luhan. Di saat yang lain terpuruk, Luhan harus tetap tegar.
        Baekhyun tersenyum pahit. Ia menatap Luhan melalui cermin, namun Luhan masih menatapnya secara langsung. “Sejak kapan Kris menderita penyakit itu?” Tanya Baekhyun yang sebenarnya berat mengatakan hal itu.
        Luhan diam.
        Baekhyun menoleh. “Hyung!” tegurnya membuat Luhan mendongak. Sepertinya saat itu Luhan sedang melamun hingga tak menyadari pertanyaan Baekhyun.

@@@

        “Jongin! Dari mana saja kau!” cecar Suho kesal saat melihat adiknya berani memunculkan diri di sana.
Jongin hanya melirik Suho datar dan sesaat. Karena ia masih belum tahu apa yang bisa ia katakan saat ini. Pemuda itu memilih duduk di sofa dan menenggelamkan punggungnya ke sandaran sofa. Minseok dan Lay juga masih setia menemani Jongin.
        “Kalian!” hardik Suho pada Minseok dan Lay. Mereka membalas tatapan itu takut-takut.
        “Hyung, maaf,” Minseok berinisiatif untuk lebih dulu berbicara. “Sebenarnya, apa yang terjadi padamu sebelum ini?”
        “Apa Kris yang memukulmu?” tuduh Lay yang ikut bicara.
        Suho langsung memberikan tatapan tajam pada Lay. Tentu saja ia seperti ini bukan karena Kris. Meski Jongin bersikeras menuduh Kris bekerjasama dengan Doojoon, tapi Suho tetap pada pendiriannya bahwa Kris sama sekali tak terlibat.
        “Katakan dulu, bagaimana kondisi Kris!” desak Suho yang merasa tebakannya benar. Pasti terjadi sesuatu pada Kris.
        Lay dan Minseok saling melempar pandangan dan tak ada yang berani menjawab. Apalagi Jongin, pemuda itu menutupi wajahnya menggunakan jaket.
        “Jadi kalian masih beranggapan bahwa Kris yang menyakitiku?” bentak Suho yang mulai tak bisa menahan emosinya.
        Suara Suho bahkan sampai membuat Jongin tersentak. Ia menatap Suho tak percaya. Pemuda itu bukan seperti Suho yang Jongin kenal selama ini.
        “Aku yakin, pasti telah terjadi sesuatu pada Kris,” lanjut Suho. Tuduhannya semakin terbukti. Tiga pemuda dihadapannya kini sama sekali tak ada yang bisa membela diri.
        “Sebenarnya apa yang kalian pikirkan!” bentak Suho semakin kesal. Susah payah ia menahan emosi sambil menahan sakit di tubuhnya. Justru hatinya yang akan semakin sakit jika benar-benar terjadi sesuatu pada Kris.
        “Jika benar Kris bekerja sama dengan Doojon, dia tidak akan mengorbankan dirinya. Dia tidak akan membelaku tadi!” seru Suho. Suaranya mulai terdengar samar-samar. Jika tadi ia menahan emosi, kini Suho sedang berusaha menahan tangisnya.
        Tatapan Suho tertancap lurus pada Jongin. “Kris telah mengetahui kalau kau adalah adikku,” ujar Suho pelan namun sukses membuat Jongin mendongak dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Jika Kris berniat jahat pada kalian, dia akan benar-benar menghabisiku di sana,” lanjutnya.
        Minseok dan Lay ikut terperangah mendengar pengakuan-pengakuan Suho yang sama sekali tak sedikitpun menjatuhkan Kris.
        Suho buru-buru menoleh ke arah lain dan menyeka dengan kasar buliran bening di sudut matanya. “Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Kris, jangan pernah kau memanggilku ‘hyung’ lagi,” ancam Suho dengan memberi tekanan ketika menyebut kata ‘hyung’.
        “Hyung!” seru Jongin panic dan kini ia pindah duduk di samping ranjang Suho. Tangannya menggenggam tangan Suho penuh dengan rasa bersalah. “Tolong jangan siksa aku dengan ancaman seperti itu,” mohon Jongin dengan sangat.
        “Kau tidak tahu apa yang pernah Kris lakukan untukku.” Perlahan Suho menjauhkan tangan Jongin. Dan Jongin hanya menatap nanar tangannya yang sudah tidak menggenggam tangan Suho. “Aku bukan ingin menyiksamu, tapi aku hanya ingin kalian sadar. Kris tidak seburuk yang kalian pikirkan.”
        “Itu karena kau belum mengenal Kris lebih dalam,” protes Minseok akhirnya. Kesal karena Suho selalu membela Kris.
        Suho mendongak ke arah Minseok dan Lay yang berdiri. Ia memberikan mereka senyuman pahit. “Apa kalian pikir kalian lebih tahu tentang Kris dari pada diriku?” Suho memberikan pertanyaan yang kembali tak bisa di jawab.

@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar