Jumat, 01 Februari 2013

She’s not my type (hate u love u)


Author              : Annisa Pamungkas
Main Cast          :
·        Eunhyuk, Heechul, Siwon (suju)
Support cast     :
·        Jinki, Jonghyun, Key (shinee),
·        Sulli (F(x))
·        Tifanny (snsd)
Original cast     : Haesa, Minjung
Genre               : humor, romance
Length              : one shoot

@@@

        Cowok itu baru saja sampai sekolah menggunakan sebuah mobil. Beberapa siswi yang melintas, selalu menyapanya. Dan cowok itu juga balas menyapa orang-orang tadi. Selama perjalanan menelusuri koridor sekolah pun tak ada yang tidak menyebut namanya. Tak bisa dipungkiri pesona yang dimiliki cowok yang baru saja duduk di kelas 2 SMA itu. Selain tampan, pintar, dia juga tidak sombong. Jelas saja banyak cewek yang tergila-gila padanya. Namanya Kim Heechul.

@@@

        “Hyung…!” teriak Siwon ketika membuka pintu kamar kakaknya.
        “Kenapa?” balas Heechul cuek sambil terus bermain game di laptopnya.
        Siwon menjatuhkan barang-barang yang dibawanya ke atas kasur Heechul. Coklat, bunga, permen, surat. Entah berapa jumlahnya. Pemandangan itu hampir tiap hari terjadi.
        “Kenapa tak kau pacari saja salah satu fans mu itu.” Keluh Siwon yang mulai jenuh dengan aktifitasnya menerima hadiah dari para petals—fans Heechul.
        Heechul bangkit dari depan laptopnya. “Kalau kau suka, kau saja yang pacari.” Balas Heechul sambil mengeluarkan sebuah kantong plastic besar dari samping lemari. Lalu mengumpulkan hadiah yang diberikan Siwon dari para fansnya dan memasukan semuanya ke dalam plastic besar itu. Kecuali surat-surat yang justru ia lenyapkan ke dalam tempat sampah.
        “Enak saja!” sungut Siwon. “Aku kan sudah punya pacar.”
        Heechul berhenti setelah meletakkan kembali kantong plastic besar tadi di tempatnya semula. “Aku lupa kalau kau sudah punya pacar. Siapa namanya?” Heechul tampak sedang berfikir. “Oh… iya… Tifanny.” Kata Heechul akhirnya. “Ternyata kau masih bertahan dengan cewek kasar itu.” Lanjut Heechul dengan cueknya lalu membaringkan badan di samping Siwon yang telah lebih dulu tiduran di kasur Heechul.
        “Kaunya saja tak bisa ramah dengannya.” Siwon tampak tak terima pacarnya di rendahkan oleh kakaknya.
“Terserah kau saja.” Heechul tak mau ambil pusing. Lalu mulai memejamkan mata berusaha untuk tidur.
        “Hyung…” Panggil Siwon setelah beberapa saat.
        “Hmm…” Sahut Heechul dengan malas.
        “Apa di sekolah, tak ada gadis yang menarik perhatianmu?” mulai Siwon membuat Heechul membuka mata dengan cukup terkejut.
        Ada satu wajah yang tiba-tiba saja mampir di pikiran Heechul. Cewek itu adik kelasnya. Satu angkatan dengan Siwon.
Pikiran Siwon menerawang. “Selama ini memang banyak wanita yang menyukaimu. Tapi sekalipun kau tak pernah memperkenalkan padaku salah satu dari mereka sebagai pacarmu.”
        Segera Heechul menepiskan bayangan cewek tadi dipikirannya. “Mereka bukan tipe ku.” Kata Heechul santai sambil kembali menutup matanya.
        Siwon melirik kakaknya penuh minat. “Kalau begitu, seperti apa tipe mu?” Tanya Siwon penuh semangat.
        “Pastinya cantik.” Kata Heechul masih dengan mata tertutup. “Modis.” Lanjut Heechul, namun wajah yang muncul adalah seorang cewek yang ia lihat ketika di perpustakaan. Cewek itu tengah membaca buku di tengah ruangan. rambutnya lurus dan panjangnya sedikit melebihi bahu serta mengenakan kacamata berbingkai hitam. Namun tetap terlihat manis dan tidak cupu.
        Siwon mendengarkan dengan cukup serius.
        “Pintar.” Heecul masih membayangkan cewek tadi. Situasinya masih di dalam perpustakaan. Heechul melihat cewek itu membaca buku yang cukup tebal. Karena penasaran dengan buku yang tengah di baca cewek itu, Heechul pun mendekat. Ternyata itu bukan buku pelajaran, melainkan sebuah novel fantasi.
        “Feminin.” Apa yang diucapkan Heechul selalu tidak sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Masih cewek yang tadi. Cewek itu mengenakan kaos olahraga dan celana trening pendek serta sepatu olahraga. Dan… ya, cewek itu berada di tengah lapangan untuk bermain bola voli.
        “Tinggi.” Pernah satu kali Heechul berpapasan dengan cewek tadi. Ternyata cewek itu tingginya hanya sedikit di bawah pundaknya.
        “Langsing.” Heechul pernah pergi makan berdua dengan beberapa teman perempuannya, namun kebanyakan mereka tidak pernah menghabiskan makanan yang mereka pesan dengan alasan untuk menjaga penampilan. Dan Heechul langsung teringat ketika melihat cewek itu makan. Cewek itu dengan cueknya menghabiskan seluruh makanan yang ia pesan.
        Perlahan Heechul membuka mata. Ia sadar semua yang diucapkannya tidak seperti apa yang dipikirkannya. Lalu bangkit dan meninggalkan tanda Tanya besar di benak Siwon.
        “Hyung, kau mau kemana?” Teriak Siwon ketika Heechul siap menyambar knop pintu.
        Heechul berbalik. “Semua yang ku pikirkan tidak seperti yang ku harapkan.” Kata Heechul sebelum melanjutkan keluar kamar. Membiarkan adiknya sendirian dalam kebingungan.

@@@

        Heechul sedang berada di kantin bersama dua orang temannya. Kala itu, ada seorang cewek yang menghampiri meja Heechul.
        “Permisi, apa diantara kalian ada yang bernama Kim Heechul?” Tanya cewek itu ramah.
        “Kau tidak kenal siapa Kim Heechul?” salah satu teman Heechul yang bernama Jinki balik bertanya.
        Cewek itu menatap Jinki heran. ‘Memangnya siapa itu Kim Heechul? Member Super Junior?’ ledek cewek itu dalam hati.
        Heechul mendongak. Deg! Itu cewek yang beberapa kali muncul dipikiran Heechul. “Kenapa kau mencari ku?” Tanya Heechul dingin sambil berdiri.
        Cewek itu langsung menoleh ke Heechul. “Ini milik mu?” Tanya cewek itu sambil menyodorkan sebuah buku pelajaran. “Aku permisi.” Pamitnya ketika buku tadi sudah berpindah tangan ke Heechul.
        “Hei…!” tegur Jonghyun, karena Heechul masih terpaku menatap kepergian cewek tadi. “Siapa gadis itu?”
        “Biasa… petals yang mau cari perhatian.” Ujar Heechul enteng yang langsung kembali duduk dengan cueknya.
        “Petals?” Jonghyun mengulangi, lalu tertawa diikuti Jinki. “Jelas-jelas dia tak mengenalmu.”
        “Dia hanya berpura-pura.” Heechul tak mau kalah.
        “Waah… kalau gitu, mulai sekarang aku menyukainya.” Kata Jinki yang tak peduli dengan tatapan membunuh dari Heechul.
        “Jinki, aku juga menyukainya.” Jonghyun ikutan.
        “Oke, kita bersaing secara sehat.”
        “Setuju. Aku juga tau dia teman sekelas Siwon. Kita bisa cari tau dari Siwon.” Lanjut Jonghyun.
        “Stop!” bentak Heechul. “Dia fans ku.” Heechul menatap dua temannya bergantian. “Diantara kalian, tak ada yang boleh menyukai bahkan sampai berpacaran dengan para petals. Mengerti!” ancamnya lalu pergi dari sana.
        Jonghyun dan Jinki tak kuasa menahan tawanya.

@@@

        Beberapa hari yang lalu Heechul terpilih menjadi president school menggantikan Eunhyuk. Dan hari ini Heechul harus menemui Eunhyuk dirumahnya untuk mengambil kunci ruang secretariat president school.
        “Maaf aku lupa membawanya ke sekolah tadi.” Kata Eunhyuk sambil duduk dan menyerahkan rangkaian kunci ke tangan Heechul.
        “Iya, hyung. Tak apa.” Kata Heechul.
        “Oiya…”
        “Oppa aku berangkat.” Kata seorang cewek sambil berlalu di hadapan Heechul dan Eunhyuk.
        “Ini susu mu.” Kata Eunhyuk membuat cewek itu berhenti dan berbalik menghampiri Eunhyuk.
        Mata Heechul perlahan melebar. Tatapannya tak beralih dari cewek yang tengah menenggak segelas susu. Cewek itu yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya. Semakin terpesonanya Heechul karena cewek itu mengikat satu rambutnya ke atas dan berpakaian sangat sporty.
        Aura playboy seketika menyelimuti Heechul. “Kau mau latihan voli di sekolah kan? Bagaimana kalau kita pergi bersama?”
        Cewek itu menatap Eunhyuk. “Oke, kau boleh pergi dengannya.” Ujar Eunhyuk yang kemudian menengguk susu yang baru setengah dimimun oleh adiknya.
        Heechul tersenyum bangga. “Kau tenang saja hyung, aku juga akan mengantarnya pulang nanti.”
        “Kau mengizinkan ku pergi dengan orang asing?”
        “Memang kau tak mengenalnya?” Eunhyuk menatap adiknya yang menggeleng.
        “HAESA…!” teriak seseorang dari luar rumah.
        “Tapi aku udah janji pergi bersama Key.” Kata cewek itu yang langsung begitu saja meninggalkan Eunhyuk bersama Heechul.
        “Maaf ya, aku tidak tau kalau Haesa sudah janji pergi dengan orang lain.” Ujar Eunhyuk ketika adiknya menutup pintu dari luar.
        “Jadi, dia adikmu, hyung?” Tanya Heechul setengah tak percaya.
        “Kau menyukainya?” balas Eunhyuk dengan tatapan mengintimidasi.
        Heechul panic seketika ketika ditanya seperti itu. “Dia petals, hyung.”
        “Apa?” Eunhyuk terkejut. “Tidak mungkin. Dan tak kan ku biarkan dia menjadi seorang petals.”
        “Kau tidak boleh seperti itu, hyung.” Heechul mulai merayu. “Aku kan mau berniat baik padamu dengan mengenalkan beberapa teman wanita ku yang cantik itu padamu.” Diam-diam Heechul memperhatikan perubahan wajah Eunhyuk. “Tapi kalau kau tak mau, ya sudah. Aku pamit hyung.” Kata Heechul yang pura-pura ingin pergi dari rumah Eunhyuk.
        “Tunggu.” Eunhyuk menghentikan Heechul yang sebenarnya sudah tertawa dalam hati. “Kau jangan seperti itu lah Chullie.” Eunhyuk menarik Heechul agar kembali duduk. “Katakan, siapa yang ingin kau kenalkan padaku.”
        “Tapi, kalaupun nantinya kau tak suka, aku tetap boleh mendekati adikmu ya, hyung?” Pinta Heechul memanfaatkan keadaan.
        “Iya. Cepat katakan.” Paksa Eunhyuk.
        “Aku ingin mengenalkan mu dengan primadona angkatan di bawah ku. Namanya Tifanny.”
        Eunhyuk terlihat berfikir. “Hei…!” kata Eunhyuk mengagetkan. “Bukannya dia itu pacar adik mu?”
        Heechul menggaruk belakang kepalanya. “Maaf hyung, aku lupa. Kalau gitu, Sulli. Teman seangkatan ku. Dia gak kalah cantik dengan Tifanny.” Lanjut Heechul yang tak keabisan akal.
        Pletak! Satu jitakan mendarat di kepala Heechul. “Kau lupa, hah? Sulli itu sepupu ku!”
        “Ah…” Heechul mengusap kepalanya. “Aku juga lupa, hyung.” Heechul berdiri. “Yasudah, hyung. Pokoknya aku akan tetap mendekati adik mu.” Sebelum Eunhyuk merespon, Heechul segera melesat keluar dari rumah Eunhyuk.

@@@

        Heechul melangkah di koridor sekolah sambil memegangi puncak kepalanya. “Tak ku sangka pukulan Eunhyuk hyung masih terasa sampai sekarang.” Keluhnya.
        Untuk sampai ruang secretariat, Heechul memang harus melintasi lapangan voli yang sore ini di padati oleh anggota ekskul mereka.
        “Heechul…” sapa beberapa siswa yang berpapasan dengannya yang langsung dibalas anggukan sekaligus senyuman ramah dari sang pemilik nama.
        “Heechul…” terdengar lagi beberapa orang yang memanggil namanya, kali ini dengan cukup histeris. Namun Heechul menanggapinya dengan santai karena ia pikir itu hanya teriakan histeris dari para fansnya. Lalu…
        Buuk!!
        “Aw!!” ringis Heechul sambil memegangi kepalanya. Tak di sangka bola yang di pukul Haesa dari tengah lapangan meleset hingga mengenai Heechul.
        Beberapa orang langsung berhamburan mengerubungi Heechul. Begitu pula dengan Haesa. “Maafkan aku, sunbae.” Kata Haesa yang masih panic. “Aku sungguh tidak sengaja.”
        “Keningmu berdarah.” Teriak seseorang menambah ricuh suasana.
        Heechul menyentuh keningnya dengan jari, dan benar saja, ada setitik darah di sana. Entah benda apa yang melukainya seperti itu.
        “Aku akan bertanggung jawab.” Kata Haesa tegas meski terdengar sedikit takut-takut.
        ‘Kesempatan.’ Heechul menyeringai dalam hati. “Oke.” Tanpa pikir panjang, Heechul menarik tangan Haesa. “Obati lukaku di UKS.” Namun baru beberapa langkah, Heechul berhenti dan berbalik. Ia mendapati para siswa perempuan masih mengikutinya. “Bubar kalian! Dan jangan ada yang berani untuk mengikuti.” Perintah Heechul tegas. Dan semua langsung menuruti.

@@@

        Setelah membaringkan badan, Heechul tertidur di ranjang UKS. Begitu bangun, ia langsung menyentuh keningnya yang sudah di plester. Lalu ia melirik sofa tak jauh dari tempat ia tidur. Haesa juga terlelap di atasnya. Perlahan, Heechul mencoba bangkit sambil memegangi keningnya yang masih terasa berdenyut.
        “Astaga, tak ku sangka tangan Eunhyuk hyung efeknya separah ini.” Gumam Heechul. Lalu berusaha untuk turun bersamaan dengan Haesa yang terbangun.
        “Maaf aku ketiduran.” Haesa Panik karena ia melihat Heechul telah sadar.
        Heechul melirik ke arah jendela. “Sepertinya sudah hampir malam.” Lalu ganti melihat Haesa yang masih berdiri di depan sofa tempat ia tertidur tadi. “Ayo, kau antar aku pulang.” Tanpa menunggu persetujuan Haesa, Heechul telah melangkah menuju pintu luar. Karena di rasa Haesa tak merespon, Heechul pun berbalik.
        “Kau bisa pulang sendiri, kan?”
        Heechul tersenyum pahit. “Karena terbentur bola mu, sekarang kepalaku sakit. Itu artinya, aku tidak akan bisa berkonsentrasi mengemudi. Dan kau harus tanggung jawab mengantarku pulang. Tapi kalau kau tidak mau, dan terjadi sesuatu padaku, kau akan ku tuntut ke pengadilan.” Ancam Heechul.
        “Mana bisa seperti itu.” Haesa memberontak.
        Heechul tak berkata apa-apa lagi. Ia hanya mengeluarkan kunci mobilnya dan di arahkan ke Haesa. “Cepat lakukan.”
        Mau tidak mau, Haesa menuruti Heechul untuk mengantarkannya pulang.
Selama perjalanan, Haesa dan Heechul saling diam. Ini sangat di sesalkan oleh Haesa, tapi tidak untuk Heechul. Diam-diam Heechul memandangi Haesa. Ini kesempatan langka mengingat ia dan Haesa belum terlalu dekat.
        Haesa mulai sadar kalau Heechul memandanginya. “Sepertinya kau sudah lebih baik, aku turun di sini.” Haesa mulai menepikan mobil Heechul.
        “Tidak mau.” Raut wajah Heechul berubah. Ia langsung menyandarkan badannya dalam-dalam ke jok mobil. Menandakan ia tak akan beranjak dari sana.
        Haesa tak jadi menghentikan mobilnya. “Kalau seperti ini, kau sama saja dengan Eunhyuk oppa.” Cibir Haesa.
        Tapi Heechul tak mempedulikannya. Dalam hati, ia merasa sangat gembira hari ini.

@@@

        “Hyung… bangun!” Siwon mengguncang-guncangkan tubuh Heechul yang masih terbalut selimut.
        “Jangan menggangguku!” teriak Heechul dari balik selimut.
        Siwon menarik paksa selimut yang menutupi tubuh kakaknya itu. “Kau sudah janji mengganti sepatuku yang kau rusak. Cepat belikan yang baru. Aku membutuhkannya untuk bermain sepakbola sore ini.”
        Itu memang salah Heechul. Dan jangan salahkan Siwon juga yang kini menagihnya. “Iya iya aku pergi sekarang.” Dengan malas, Heechul turun dari tempat tidurnya.

@@@

        Saat ini Heechul merutuki kesialannya karena harus membelikan sepatu untuk Siwon. Ketika sampai di toko pun, dengan malasnya Heechul melihat-lihat koleksi sepatu olah raga yang di jual di sana. Heechul menoleh ke samping. Seketika mood nya berubah. Haesa di sini juga. Tak henti-hentinya Heechul tersenyum. Perlahan Heechul semakin mendekati Haesa dan berpura-pura tak menyadari kehadiran cewek itu.
        “Kau?”
        Dengan bangganya Heechul mendengar pekikan suara Haesa yang telah menyadari kehadirannya. Dengan gaya cool-nya, Heechul perlahan menoleh. “Oh… ternyata kau. Tak ku sangka kita bertemu di sini.” Tapi seketika, Heechul terdiam. Ada sesuatu yang janggal dirasakannya. ‘Kenapa Haesa jadi lebih tinggi?’ batin Heechul karena wajah Haesa hanya sedikit lebih rendah dari wajahnya. ‘Gak mungkin Haesa bertambah tinggi hanya dalam semalam?’ lalu pandangan Heechul turun hingga kaki Haesa. Tepat! Haesa menggunakan sepatu hak tinggi.
        “Kau kenapa?”
        Heechul tersadar dari lamunannya. Namun ia masih saja terpesona dengan wanita yang kini berada di hadapannya. Penampilan Haesa benar-benar berbeda dari tadi malam.

@@@

        Sejak pertemuan itu, Heechul dan Haesa mulai akrab. Beberapa kali, Heechul juga terlihat muncul di rumah Haesa. Dan malam ini, ia berniat mengajak Haesa jalan. Namun rencana itu gagal total karena Eunhyuk ikut berada di tengah-tengah mereka. Akhirnya mereka hanya makan malam di rumah Haesa. Heechul yang kesal setengah mati, berniat untuk sedikit mengerjai Eunhyuk manakala kakak kelasnya itu sedikit tersedak ketika mereka tengah makan malam.
        “Aku akan menolongmu, hyung…” kata Heechul seperti layaknya super hero. Lalu… BUUKK!! Tanpa ampun, Heechul menepuk punggung Eunhyuk.
        Eunhyuk berdiri. “Heh!! Kau mau membunuh ku?” bentaknya.
        Heechul ikut berdiri. “Maaf, hyung. Aku tidak sengaja. Aku hanya ingin menolong mu, hyung.” Heechul pasang tampang pura-pura bersalah. Lalu di lihatnya Haesa beranjak menuju dapur. Di rubahnya tatapan ke Eunhyuk, kali ini penuh dengan dendam. “Itu balasan karena kau memukul kepala ku kemarin.”
        “Kalau begitu kau jangan mendekati adikku lagi.” Ancam Eunhyuk ketika Haesa telah kembali sambil membawakan segelas air untuknya.
        “Apa?” balas Heechul tak terima. “Padahal aku sudah ingin membantu Minjung. Dia sangat ingin kembali dengan mu.” Heechul terlihat kecewa. Ia terduduk lemas. “Ya sudah kalau gitu.” Lalu menenggak air minum sebelum akhirnya berdiri. “Aku pamit.” Heechul melirik gadis di hadapannya. “Haesa.”
        “Hmm…” Hanya itu yang di katakan Haesa karena mulut gadis itu penuh dengan makanan.
        “Jaga diri mu baik-baik, karena aku sudah tidak bisa menjaga mu lagi.” Kali ini Heechul pasang tampang serius. Lalu pergi sebelum Haesa atau pun Eunhyuk menghalanginya.
        Eunhyuk masih diam. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri tentang Minjung. Cewek itu adalah pacarnya, tapi mereka sudah putus. Dulu Eunhyuk sangat tergila-gila padanya. Dan tak di sangka gadis itu justru yang ingin kembali dengannya lebih dahulu.
        “Hei... Heechul… Tunggu…” Eunhyuk gelagapan sendiri mengejar Heechul. Namun orang yang di kejarnya sudah meninggalkan rumah dengan mobilnya.
        Heechul sedikit melihat orang yang mengejar dirinya. “Hahaha…” ia tertawa puas karena orang itu adalah Eunhyuk. “Dasar kau bodoh, hyung. Aku saja tidak kenal dengannya.” Lalu tawa Heechul kembali meledak.

@@@

        Ketika berjalan di lorong sekolah yang cukup penuh—karena ini jam istirahat—di kejauhan, Heechul melihat sosok Eunhyuk yang seperti mencari-cari seseorang. Karena Eunhyuk beberapa kali terlihat bertanya ke orang yang ditemuinya. Sontak Heechul teringat kejadian kemarin. Ketika Eunhyuk menyadari keberadaannya, Heechul sama sekali tak bisa menahan tawanya.
        “Jadi, kau hanya mengerjai ku?” Tanya Eunhyuk dengan tatapan membunuh, tapi tak dihiraukan oleh Heechul yang masih berusaha menahan tawa. “Cepat ikut aku.” Perintah Eunhyuk sambil mendorong tubuh Heechul sampai ke taman belakang sekolah. “Minjung bilang dia tidak mengenalmu!” kata Eunhyuk ketika sampai.
        “Aku juga tidak bilang kalau aku mengenalnya.” Balas Heechul dengan wajah ‘sok’ polosnya. “Aku hanya kesal kau tak mengizinkan ku dekat dengan adikmu.” Sama sekali tak terlihat rasa hormat kepada orang yang lebih tua darinya.
        “Karena kau memukul punggung ku.” Kata Eunhyuk dengan nada tinggi.
        “Kau juga memukul kepala ku, hyung!” protes Heechul mengingatkan perlakuan Eunhyuk padanya.
        Eunhyuk menghela napas. “Ya sudah, kalo lain kali kau kembali mengerjaiku, aku akan benar-benar melarang mu mendekati Haesa. Mengerti?” kata Eunhyuk yang akhirnya mengalah sambil sedikit mengancam.
        “Beneran, hyung?” seketika wajah Heechul berubah cerah. “Berarti sekarang aku masih boleh mendekati adikmu?” Tanya Heechul untuk memastikan.
        “Iya…” Eunhyuk menjawab sedikit malas. “Karena menurut ku, sepertinya Haesa juga menyukai mu.” Lanjutnya meski sedikit kecewa dan menyesal telah berkata demikian.
        “Benarkah?” mata Heechul tampak berbinar. “Hyuuung… aku bahagia sekali saat ini…” Heechul heboh sendiri sambil memeluk Eunhyuk yang memberontak melepaskan diri. “Haesa… mulai saat ini kau milik ku…” teriak Heechul seperti orang gila, lalu meninggalkan Eunhyuk seorang diri.
        “Ternyata kau juga bodoh.” Eunhyuk balas menertawakan Heechul.

@@@

        “Ayo ikut aku.” Heechul menarik Haesa ketika mereka bertemu di di depan kelas Haesa. Mereka akhirnya sampai di taman belakang sekolah. “Kata Eunhyuk hyung, kau menyukai ku?” Tanya Heechul sambil duduk di bawah pohon.
        Mata Haesa sontak melebar, menandakan ia bingung dengan apa yang dikatakan Heechul.
        “Tentu saja aku tak langsung percaya.”
        Haesa tersenyum dan ikut duduk di samping Heechul. “Aku tau apa yang terjadi antara kalian.” Kali ini giliran Heechul yang di buat bingung. “Eunhyuk oppa hanya tak ingin ku nomor duakan setelah kau muncul di antara kami.”
        “Jujur saja, aku memang menyukai dirimu. Sejak saat itu, tipe gadis yang ku suka berubah, dan semuanya ada di dirimu.” Kata Heechul, namun tatapannya lurus ke depan.
        Haesa kembali hanya tersenyum. “Sepertinya kita harus bekerja sama untuk membuat oppa ku luluh dan menerima keberadaan mu.”
        Mata Heechul membulat. “Apa itu artinya, kau juga menyukai ku?” ujarnya senang.
        “Entahlah…” Haesa mengangkat bahu. “Tapi bukan berarti aku membenci mu.”
        “Setidaknya itu lebih baik.” Meski sedikit terlihat kecewa, Heechul masih bisa menunjukkan senyumnya. “Kalau begitu, apa kau punya ide?”
        “Kalau dia memang meminta bantuan mu, anggap saja kau yang menang.”
        “Oke…” Kata Heechul penuh semangat, sampai akhirnya Haesa membisikkan sesuatu ke telinga Heechul.
       
@@@

        “Astaga! Kau ini bagaimana? Lima menit lagi aku harus masuk kelas…” Eunhyuk panic setengah mati kala mendengar adiknya menangis di telepon karena sepatu voli nya tertinggal di mobil. Padahal ia akan bertanding sore ini dan Eunhyuk baru saja mengantarnya ke lokasi pertandingan.
        “Heechul…” teriak Eunhyuk seperti mendapat sebuah pencerahan.
        “Kenapa?” Heechul mendekati dengan langkah berat.
        “Aku minta tolong pada mu.” Kata Eunhyuk penuh permohonan.
        “Bukankah kau membohongi ku?” balas Heechul kecewa. Lalu berniat meninggalkan Eunhyuk. Sebenarnya, dalam hati ia tersenyum. Karena artinya, rencana Haesa berjalan mulus. Dan…
        “Heechul…” Eunhyuk menyusul. “Aku minta maaf. Dan aku butuh bantuan mu untuk mengantarkan sepatu Haesa. Ia sedang bertanding sekarang.”
        Heechul masih tak peduli. “Sudahlah, hyung. Aku sudah tak peduli dengan adik mu.” Ia terus saja berjalan, tapi mengarah ke pelataran parkir.
        “Kalau kau mau membantu ku, aku akan mengizinkan kau mendekati, bahkan berpacaran dengan adik ku. Dan aku tidak akan mengganggu waktu kencan kalian.” Teriak Eunhyuk sedikit frustasi.
        Bingo! Heechul tersenyum penuh kemenangan sebelum akhirnya berbalik menghadap Eunhyuk dan sudah menyembunyikan senyum itu. “Aku sudah merekam semua perkataan mu. Kalau kau melanggar, habis kau hyung!” ancam Heechul tapi Eunhyuk sama sekali tak mempedulikannya dan malah memeluk Heechul.
        “Terima kasih Heechul…”
        Heechul memberontak berusaha melepaskan diri. “Hyung, lepas!”

@@@

        Heechul yang sampai di tempat pertandingan Haesa, langsung mengambil tempat duduk di barisan penonton. Ia pun langsung terbawa suasana riuh pertandingan. Setengah jam kemudian, pertandingan selesai. Heechul memutuskan untuk menunggu Haesa di parkiran sambil bersandar di badan mobilnya.
        Tentu saja rencana berjalan lancar tanpa mengganggu pertandingan yang dijalani Haesa. Sepatu yang di tinggalkan adalah sepatu lamanya. Sedangkan yang ia pakai merupakan sepatu yang belum lama ia beli ketika bertemu Heechul di toko peralatan olahraga. Dan beruntungnya, Eunhyuk belum mengetahui keberadaan sepatu tersebut.
        “Sepertinya kau berhasil, oppa?” tegur Haesa sedikit mengejutkan Heechul.
        Heechul tersenyum bangga. “Semua juga berkat bantuan mu.” Heechul mengusap lembut puncak kepala Haesa yang basah karena keringat. “Ayo kita rayakan.” Ajak Heechul sambil membukakan pintu mobil untuk Haesa.
        Haesa menahan tangan Heechul. “Tapi aku kalah di pertandingan tadi.”
        “Ini kan perayaan kemenangan ku atas oppa mu.” Heechul merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya. Ia memutarkan perkataan Eunhyuk tadi yang sempat direkamnya.
        Haesa tertawa. “Tak ku sangka akhirnya oppa ku luluh. Bahkan Key sudah mundur sekarang karena perbuatan Eunhyuk oppa.”
        “Berarti, kau bersedia menjadi pacar ku?” Tanya Heechul berterus terang.
        Haesa sedikit berfikir.
        “Aish… ayolah… kalau kau tak menyukai ku, kenapa kau mau repot-repot membantuku menghadapi Eunhyuk hyung?” Tanya Heechul frustasi.
        Haesa tak menjawab, ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
        Dan Heechul justru tertawa puas melihat pemandangan itu. Ia menoleh ke samping. “Hei… Jinki… Jonghyun…” teriak Heechul memanggil dua temannya yang juga berada di sana. Jinki dan Jonghyun pun datang mendekat.
        “Ada apa Chullie?” Tanya Jinki.
        “Kau ada di sini juga, Haesa?” sapa Jonghyun kepada Haesa. “Tadi permainan mu bagus sekali.” Pujinya.
        “Heh…!” tegur Heechul sebelum Haesa membalas sapaan dari Jonghyun. “Mulai hari ini, Haesa adalah pacarku, dan diantara kalian, jangan ada yang berani mendekati Haesa.” Ancamnya serius.
        Jinki dan Jonghyun malah tertawa menanggapinya. “Jadi kau pikir, ucapan kita tempo hari itu serius?”
        “Kita hanya mengerjaimu.” Timpal Jonghyun menambahi perkataan Jinki.
        Heechul melirik Haesa yang juga menertawainya. ”Kenapa kau ikut menertawaiku?”
        “Bukannya tadi kau bilang mau merayakan? Kenapa kita tidak pergi sekarang? Ajak teman mu itu dan oppa ku juga.” Kata Haesa menengahi.
        “Tapi tadi oppa mu kan bilang tidak…”
        Haesa menyambar ucapan Heechul. “Bukannya tadi kau bilang perayaan? Bukan kencan!” Haesa mengingat kan.
        Meski sedikit kesal, tapi ucapan Haesa memang benar. Akhirnya Heechul mengajak Jinki dan Jonghyun pergi bersama mereka. Dan juga menjemput Eunhyuk yang baru pulang dari sekolah. Meski begitu, ia cukup bahagia bisa menakhlukan Eunhyuk meski dengan sedikit kecurangan. Kalau Eunhyuk tidak tau, tak masalah kan? Apalagi Haesa juga mendukung. Yang penting sekarang, Heechul sudah bersama Haesa dan Eunhyuk sudah janji tidak akan mengganggu kencan mereka. Dan itu, sudah lebih dari cukup…


@_E_N_D_@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar